Terima Kasih Telah Hadir

Hari ketiga pada acara orientasi kuliah ingin sekali memisahkan diri dari ketiga kenalan pertama ku dari satu jurusan. Aku berpikir masa orientasi kuliah harus ku gunakan mencari kenalan lainnya dengan sebanyak-banyaknya sehingga aku memberanikan diri pamit untuk berpisah dan memilih kursi dekat pintu karena menurut ku tempat tersebut cukup strategis untuk mencari pertemanan baru.

Aku bertanya dengan seseorang "Apakah di dekat pintu masih ada kursi yang kosong?"

"Ada, isi duduk di tempat ini saja" Kata seseorang sambil menunjuk salah satu kursi kosong dua baris dari pintu.


Pertama kali duduk, aku belum mengenal banyak orang di sekitar ku, maklum saja saat itu aku masih mahasiswa baru, makanya aku berusaha berkenalan dengan orang di sebelah kanan-kiri-depan-belakang ku. Namun, sebelah kanan aku masih kosong, tiba-tiba seseorang menempati kursi tersebut, bernama Ananda Bilqis Shafira. Entah siapa yang memulai berkenalan terlebih dahulu di antara kita berdua. Tetapi aku masih ingat setelah perkenalan itu, obrolan kita bagaikan seseorang menyalakan radio yang langsung menemukan lagu kesukaan tanpa harus mengubah frekuensinya.

Sungguh senang bukan? Tentu saja aku sangat senang sebab kehadiranmu di kursi sebelah kananku bagaikan titik terang bagi ku di kala lelah selama tiga tahun untuk mempercayai bahwa kehilangan sahabat yang telah tiada akan segera diberikan penggantinya. Memikirkan itu membuatku semakin terkejut setelah menyadari bahwa nama akhirannya sama persis dengan nama sahabatku yang telah tiada, namanya sama-sama memiliki kata Shafira. Tenyata keterkejutan ku tidak hanya berhenti sampai pada hal itu karena setelah semakin ku mengenal Ananda Bilqis Shafira, dia berulang tahun pada tanggal yang sama dengan mantan ku. Hahahahaha, heran, kok bisa ya? Hal itu membuatku semakin sadar bahwa pertemuan kita memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan dan semesta sebagai pengganti orang-orang yang telah meninggalkanku.

Ananda Bilqis Shafira, aku sangat berterima kasih kepada dirimu yang sudah bertahan hingga saat ini, meskipun semakin tua semakin banyak beban dan pikiran yang ingin diraih, entah itu masalah karir, keuangan, atau percintaan. Asal dirimu mempercayainya bahwa masa depanmu akan cerah untuk membahagiakan Alkena dan Alkuna (nama anaknya kelak), maka semesta akan membantunya. Namun, yang perlu diingat jangan pernah menyesal telah hidup di dunia ini karena kehadiranmu telah memberikan kebahagian kepada orang lain, termasuk diriku.

Kalau menurut kalian apakah pertemuan ku dengan Ananda Bilqis Shafira memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan dan semesta? Yuk kasih jawaban kalian di kolom komentar dan jangan lupa follow blog ini untuk cerita lainnya.

Comments

  1. Memang kehadiran Saya itu sebagai pelipur lara bagi Ersa hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment