Proges Diri Sendiri Selama COVID-19

Di masa COVID-19 sekarang ini emang bikin kita merasa jenuh banget karena kita dituntut untuk di rumah aja supaya dapat menekan angka penularan COVID-19. Tapi coba deh perlahan-lahan liat sisi positifnya buat diri kita sendiri. Sebelum masa pandemik waktu yang kita gunain telalu banyak menghabiskan untuk di perjalanan karena terjebak macet. Bahkan Uber pernah melakukan riset bahwa tercatat rata-rata warga Jakarta menghabiskan 68 menit untuk di jalan dan 21 menit di tempat parkir, sehingga total dalam setahun telah menghabiskan sekitar 22 hari untuk di jalan saja. Namun, di masa COVID-19 tidak perlu menghabiskan waktu untuk kegiatan tersebut, justru kita jadi punya banyak waktu yang bisa dipakai lebih bermanfaat untuk melakukan hobi bahkan sekedar merenung.

Memang kesannya merenung itu enggak ada manfaatnya, tapi enggak selamanya merenung buang-buang waktu saja, karena merenung dapat membantu kita menemukan ide dan mengevaluasi diri sendiri. Sebelum pandemik kita sangat jarang evaluasi diri sendiri sekedar menunjang kebutuhan di masa mendatang sebab biasanya kita cuma memikirkan untuk jangka pendek saja, seperti kegiatan yang harus dilakukan pada hari esok.

Bahkan hasil merenung juga bisa merubah pola pikir kita. Jujur pola pikir ku setelah adanya pandemik jadi berubah. Awalnya aku paling males di rumah karena di rumah cuma jadi babu untuk beres-beresin rumah, bahkan saking malesnya pernah beradu argumen dulu dengan bapak ku.

'Buat apa sih bersih-bersihin rumah? Padahal nanti juga kotor lagi'. Tanya ku karena mencari alasan supaya tidak bersih-bersih rumah hehe.

Bapak ku jawab 'kalo gitu kenapa kamu harus mandi? Padahal badan mu juga bakal kotor dan bau lagi'.

Aku cuma bisa diam saat mendengar jawaban itu, dan aku merenung tapi masih belum menemukan jawabannya selama sebelum pandemik. Tapi karna pandemik aku jadi di rumah aja setiap hari, aku jadi paham betapa pentingnya jaga kebersihan demi mencegah terkena berbagai penyakit, terutama COVID-19, bahkan di saat ruangan sudah bersih kita juga jadi nyaman untuk beraktifitas.

Pola pikir lainnya yang bikin aku berubah yaitu masalah cari pasangan hidup. Aku termasuk orang yang sempet mikir 'kalo aku sukses, enggak punya pasangan, itu enggak masalah'. Bahkan selama duduk di bangku SMA, padahal di masa itu mayoritas pada lagi merasakan seneng-senangnya merasakan kasmaran. Tapi aku tidak memikirkan itu, bukan karna takut berzina maupun berambisi mengejar akademik, hanya saja kasmaran menurut ku tidak ada gunanya karna ujung-ujungnya akan patah hati dan bikin beban hidup baru. Namun, di masa pandemik aku tersadar kita manusia enggak bisa selamanya hidup sendirian karena butuh temen ngobrol untuk bahas kegiatan sehari-hari kita, sedangkan efek di rumah aja bikin kita sungkan untuk ngobrol dengan temen terkait kegiatan yang abis kita jalani, soalnya temen juga punya kegiatannya masing-masing di rumah.

Renungan ku terkait masalah itu bertambah setelah salah satu temen deket ku pernah ngomong ke aku 'kalo masa pandemik ini sebenernya simulasi di masa kita tua nanti, saat tua kita enggak bisa kemana-mana dan cuma berdua bersama pasangan kita di rumah, makanya punya pasangan hidup itu juga penting'.

Itu baru segelintir renunganku, sebenarnya masih ada lagi, tetapi takut terlalu panjang. Jadi aku merasa diri ku terdapat suatu progres selama pandemik karena yang awalnya cuma merenung dan ngeluh ke temen karena bosen di rumah aja, tapi ternyata secara sadar pola pikir ku berubah.

Barangkali kamu juga mengalami seperti aku, coba yuk tulis dikomen kita diskusi bareng-bareng, tapi kalo belum, coba deh kamu merenung dan diskusi bersama temen kamu atau tulis di kolom komentar web ini biar kita bahas renungan kamu agar dapat mengevaluasi diri sendiri. Selamat mencoba :)

Comments